Jumat, 07 Februari 2014

Museum Ullen Sentalu - Kaliurang - Jogja Istimewa

Museum Ullen Sentalu, terletak di daerah Pakem, Kaliurang, Kabupaten Sleman, adalah museum yang menampilkan budaya dan kehidupan para bangsawan Dinasti Mataram (Kasunanan Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, Praja Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman) beserta koleksi bermacam-macam batik (baik gaya Yogyakarta maupun Surakarta).
Museum ini juga menampilkan tokoh raja-raja beserta permaisurinya dengan berbagai macam pakaian yang dikenakan sehari-harinya.

Nama Ullen Sentalu merupakan singkatan dari bahasa Jawa: “ULating bLENcong SEjatiNe TAtaraning LUmaku” yang artinya adalah “Nyala lampu blencong merupakan petunjuk manusia dalam melangkah dan meniti kehidupan”. Filsafah ini diambil dari sebuah lampu minyak yang dipergunakan dalam pertunjukkan wayang kulit (blencong) yang merupakan cahaya yang selalu bergerak untuk mengarahkan dan menerangi perjalanan hidup kita. Museum ini didirikan oleh salah seorang bangsawan Yogyakarta yang dikenal sangat dekat dengan keluarga keraton Surakarta dan Yogyakarta.

Di Museum Ullen Sentalu, dapat diketahui bagaimana para leluhur Jawa membuat batik yang memiliki arti dan makna yang mendalam di dalam setiap coraknya. Ada juga berbagai sejarah mengenai keadaan budaya Jawa kuno dengan segala aturannya. Keadaan museum yang dibangun dengan baik, mampu membuat pengunjung seperti terserap ke masa Jawa kuno yang mengagumkan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Ullen_Sentalu)

Atau kamu bisa mengunjungi http://www.ullensentalu.com/profile.php.

Pertama kali masuk kita dibawa menelusuri Goa Sela Giri yang dinding-dindingnya dibangun dari material batu yang langsung diambil dari Gunung Merapi menuju ruang Seni dan Gamelan, Di ruangan luas ini terdapat seperangkat gamelan yang merupakan hadiah dari Kesultanan Yogyakarta. Sayang sekali saya dan teman-teman saya tertinggal beberapa menit dari rombongan yang ada di depan kami.

Ruangan setelah ruang seni dan gamelan adalah ruang pamer foto para tokoh dari 4 keraton Kerajaan Mataram. Masing-masing lukisan dan foto punya cerita sendiri, salah satunya adalah lukisan 3 dimensi. Mata wanita di lukisan ini akan mengikuti langkahmu kemana pun kamu melangkah, penjelasan guide yang sangat detail juga cepat tak banyak tercatat olehku, salah satu yang saya ingat juga adalah Raja yang punya 2 permaisuri dan 39 selir yaitu Pakubuwono X1, heuheuheu.


Setelah lorong itu kami berjalan lagi menuju Ruang Puisi. Di sini terdapat kumpulan puisi yang ditulis untuk Tineke, putri Sunan Surakarta yaitu Pakubuwono XI. Pada waktu itu, Tineke sedang mengalami jatuh cinta pada seorang pangeran dari kerajaan lain tapi tidak direstui oleh orang tua Tineke karena beda kasta. Puisi-puisi itu ditulis dari tahun 1939-1947, ditulis oleh para sepupu dan sahabat Tineke untuk menghibur Tineke biar cepet move-on.

Ini lho salah satu Puisi yang sempat saya catat

Tineke Sayang

Yang terakhir dalam albummu
Itu tetap saya ingat
Yang terakhir dalam hatimu
Itu sungguh akan menyakitkan

Sahabat Wanitamu
Jile Portier
Pakubuwono X1 (Foto Dinding) - Sengaja menggemukkan badannya supaya pangkat yang dipajang dibajunya muat.

Setelah itu, kami dibawa mengarungi kebudayaan batik di Ruang Batik Vorstendlanden dan Ruang Batik Pesisiran (Batik Solo dan Batik Jogja). disana terdapat koleksi batik dari era Sultan Hamengkubuwono VII hingga Sultan Hamengkubuwono VIII. Batik dari solo terlihat lebih femininim daripada batik dari Jogja, warna yang mendominasi Batik Solo adalah warna coklat muda sedangkan warna yang mendominasi Batik Jogja adalah warna coklat tua.


Sekarang kami menuju Ruang Putri Dambaan, sebuah ruangan yang khusus dibuat untuk putri tunggal Mangkunegara VII yaitu Siti Nurul Kusumawardhani. Sesuai namanya, beliau memang putri dambaan banyak pria. Kecantikannya tersohor lintas kerajaan. Ir. Soekarno dulu juga mendambakan putri cantik ini dan melamarnya, tapi karna prinsipnya yang tak mau dipoligami (dan satu satunya putri yang menentang tak mau di poligami) maka lamaran Ir. Soekarno ditolak. Gusti Nurul menikah di usia 32 tahun dengan lelaki yang dicintainya. Di ruangan ini terdapat dokumentasi foto semasa dirinya kecil, hingga sekarang berusia 91 tahun dan tinggal di Bandung, Jawa Barat.

Rungan Gusti Nurul lengkap dengan patung beliau dan saya menyenggolnya sedikit, degdegan lek sampek ceblok aku langsung pura-pura mati.


Beliau pandai berkuda, pandai menari, ah pokoke sip wes, cantik, pinter, dan saya suka :D


Dan sebenarnya, waktu saya menulis ini saya banyak browsing karena saya banyak lupa tentang rute di dalam Museum Ullen Sentalu, tapi ora popo, yang saya lupa diantaranya istirahat dulu apa melewati koridor yang dipajang Arca dewa dewi Hindu dan Budha.





kami sedang menikamati minuman Ratu Mas yang kata pemandunya bisa bikin awet muda
(merasa awet muda)

Sekarang kami memasuki koridor yang berjejer patung Archa menuju ruang lukisan, salah satu lukisan yang ada disana adalah lukisan bedaya ketawang,


Dalam foto kanan lukisan ini ada lukisan bayangan satu penari, penari bayangan Nyi Roro Kidul

Ini jalan menuju foto yang di samping, gerbang menuju taman.

Juna (Abu-abu)
Mbak Mustami'ah (Hijau)
Yolla (Baju kotak-kotak)
Luki (Kaos hitam)
 
Mbak melankolis (Wulan), Juna, Ibu Negara (Anik), Molly

Mus, Mol, Yolla, Mbak Siska, Irwan+Shanum, Mbak Wulan, Pawe

Foto paling gak nguati yo iki, diantara dua pilihan hahaha

Molly

MUSEUM ULLEN SENTALU
Address.
Jalan Boyong Kaliurang, Sleman Yogyakarta, Indonesia.
Phone. +62 274 895161
Opening Hours.
Tuesday - Monday at 9.00 am - 3.30 pm.
Entrance Ticket.
International, IDR 50.000
Domestic, IDR 30.000

Minggu, 02 Februari 2014

Jogja Tetap Memesona

11 Januari 2014

Kami akan melakukan perjalanan menuju kota impian (impianku), Jogja kota penuh pesona, kota penuh kenangan, kota penuh segalanya (bagiku).

Jam 14:00 WIB start dari kota Malang, semua peserta akan berkumpul di pertigaan biasanya, Molly dan Luki bertugas mengambil mobil di daerah Kalpataru Malang.

Peserta satu persatu berdatangan, Mbak Wulan dari Surabaya sudah hadir di pertigaan, bertemu dengan Yolla, Molly, Luki, Fans, dan Irwan.

Jam 15:00 WIB, mobil sudah dikendarai oleh Luki dan Molly dari Kalpataru menuju Alun-Alun Kota Malang dekat tempat tinggal Juna, Juna siap dengan barang bawaannya, yang banyak sekali, beberapa berisi oleh-oleh buat Mb.Siska, teman Juna di Godean Jogja.

Juna sudah bersama Molly dan Luki, mereka bertiga menuju pertigaan untuk menjemput peserta lainnya yang sudah lama menunggu, jam 16:30 WIB, kami berangkat menuju Kediri untuk menjemput Ibu Negara Ani(k) Muawanah, beserta putri lucunya Shanum.

Setelah perjalanan beberapa jam tepatnya jam 21:00 WIB kami sampai di Kediri, mencari alamat rumah Ibu Negara, akhirnya ketemu juga di pinggir jalan tepatnya di perempatan Bence Ngronggo Kediri.

Sepetinya para peserta mulai lapar, dan gak mungkin cuma makan snikers kami bisa kenyang, pilihan jatuh pada makan pecel di Jl. Doho Kediri, 9 orang peserta sarapan jam 22:00 berjamaah, pecel tumpang.

Sarapan selesai, perjalanan panjang baru dimulai dari Kediri.

Subuh jam 04:00 WIB kami sampai di titik nol Kota Jogja, di Tugu ikon Kota Jogja.