Hari ini tanggal 16 September 2016 adalah
hari pertama saya
bangun tidur di Negara China, di Kota Ma’anshan, dua hari yang lalu
tanggal 14
september 2016 saya berangkat dari Indonesia, inilah perjalanan saya
dari
Indonesia menuju Kota Ma'anshan sendirian, saya berangkat dari Malang
jam 01:30
dini hari menuju Bandara Juanda, sampai di Bandara Jam 04:30 pagi,
diantar oleh
Kakek, Nenek, Bapak, Ibuk, Adik, Sepupu, Amel, Boim dan Pawe, Mbak
Wulan, beberapa jam kami nunggu di lobby Juanda sampai jam Check in
dibuka, Jam 06:00
saya baru Check in, semua ikut masuk ke dalam, pertama kali yang saya
lakukan
adalah mencari informasi di konter Air Asia, Boim yang nanya tentang
bagasi dan lain-lain, setelah nanya-nanya selesai sambil nunggu jam
check in
bagasi kami selfie-selfie dulu, hahahaaha.
Oke gusy Selfie selesai, waktunya berpamitan, saya pamit
dulu ya guys, titip Indonesia. Jam 7:00 saya check in bagasi, bawaan bagasi
saya overload 1 Kg, padahal biasanya overload 1 Kg itu biasa, tapi kemaren saya
disuruh ngurangi isi koper, its ok, saya ambil 1 jaket dari koper dan saya
pindah ke carrier, lalu carrier saya ditimbang juga dan overload juga, isinya 8
Kg, harusnya 7 Kg, lalu petugasnya bilang mending jaketnya ditaruh di tas
laptop, kalau ditanya bilang aja isinya laptop, jadi total barang bawaan saya
ada 20 kg+8 Kg+4Kg=34 Kg, scanning pertama lolos, scanning ke dua parfum kena
sita karena beratnya melebihi batas maksimal, batas maksimalnya 100ml, parfum
yang saya bawa 150ml.
Sekarang waktunya masuk gate, disana diperiksa lagi barang
bawaan saya, dan lolos. Setelah menunggu agak lama ternyata pesawatnya delay
satu jam, masih nunggu lagi sampai jam 9:20, setelah selesai, waktunya naik ke
pesawat, jam 10:00 baru fligt, setelah dua jam di dalam pesawat akhirnya sampai
juga di Kuala Lumpur, di Kuala Lumpur jam 13:30, setibanya di Air port harus
cek paspor dulu, dengan antrian yang cukup panjang, hmmm kaki ini sudah lelah
rasanya dan penerbangan selanjutnya menuju Shanghai-Pudong jam 19:30, saya
harus menunggu lagi selama 5 jam di Airport Kuala Lumpur, selama di Airport
saya beli makan di KFC, waktu saya nanya ke pelayan KFC apakah boleh bayar
pakai kartu ATM? Ternyata tidak bisa, jawabnya harus pakai cash, jadi saya
harus tukar uang dulu, Rp. 100.000 dapat 28 Ringgit, lalu saya kembali ke KFC
dan makan disana dengan harga 13 ringgit, dapat nasi+ayam+lemon tea.
Airport Kuala Lumpur
Jam 4 saya mulai pergi ke tempat pemberangkatan, hayati
sudah lelah, pokoknya jalan aja, waktu mau scan koper, nurunin tas, rasanya
sudah naik gunung berjam-jam, pundak, kaki sudah njarem semua, waktu nurunin
tas sambil ngomong “huft”, ternyata di belakangku ada cece baik yang nolongin
nurunin tas dan nanya “are you ok?”, ku kira orang-orang gak peduli, ternyata
masih ada yang mau nolongin, pas saya masuk ke pintu scanning, ada bunyi-bunyi
tit tit tit tapi petugasnya gak ngecek, lalu saya nanya sama cece itu “is it
Ok?”, dia jawab “go on, its ok, they dont stop you”, pas mau angkat tas,
ditolongin lagi sama cece itu, cece nya baik deh.
Setelah
jalan lumayan
jauh, sampailah di scan koper terakhir, di sini scannya lebih ketat dan
gak
sukanya lagi mereka ngomong pakai bahasa china, itu menyebalkan, ini kan
International Airport Kuala Lumpur tapi ngomongnya pake Bahasa China,
hmmmm setelah itu ada pengecekan tiket, di sini pengecekan tiketnya
biasa
aja, lalu saya menunggu di waiting room, tiba-tiba ada bule Iran minta
dijagain
tasnya, katanya dia mau ke Kamar Mandi, setelah dia kembali dari kamar
mandi kami banyak ngobrol di waiting room,
tentang Computer Sience, tentang research, tentang Iran, Indonesia, dan
banyak
hal. Oiya, nama teman baru saya ini adalah Akbar, nice to found you
Akbar. Sudah
waktunya antri untuk masuk ke pesawat, lalu ada pengecekan boarding
pass,
petugasnya pakai Bahasa Cina lagi, dia ngomel-ngomel gak tahu ngomong
apa, syak
karepmu lah ngomong opo, wong aku ki Touris kok, jawab aja OK sambil
lalu,
beres wes.
Perjalanan dari Kuala Lumpur ke Shanghai membutuhkan waktu
selama 6 jam, 6 Jam di Pesawat itu melelahkan sekali, kami tiba di
Shanghai-Pudong jam 2 an, lalu setibanya di Airport kami harus antri lagi untuk
pengecekan paspor, setelah dipanggil oleh petugasnya, eh dia malah nyuruh saya
pergi ke sebelah kanan, ngomongnya pakai Bahasa China, petugas yang lain
nanyain pake Bahasa China, wes Mboh lah, aku ki ora itreng umak ngomong opo
bleh? Ternyata saya disuruh ngisi Departure Card dulu, hadehkah, Chinesse
People cannot speak English. Setelah saya mengisi Departure Card saya balik
lagi ke loket pengecekan paspor, saya diminta mengeluarkan Admission Notice,
setelah itu selesai.
Selanjutnya, tugas saya dan Akbar adalah menemukan pintu
keluar, nanya sama orang-orang yang lewat, gak ada yang bisa ngomong Bahasa
Inggris satupun, Oh Tuhan, yoopo iki Tuhan? Kami nanya ke petugas Air Port,
sama aja GAK ADA YANG BISA BAHASA INGGRIS, entah gimana caranya kami akhirnya
menemukan pintu keluar, melewati scan koper lagi, sepertinya mereka menemukan
sesuatu yang aneh di koperku, tapi saya tidak disuruh membuka koper, setelah
itu Akbar nanya gimana caranya sampai ke Metro, Metro adalah kereta bawah Tanah
yang bisa mengantarkan kita dari Airport Shanghai ke Kota Tujuan Kita dengan membeli tiket seharga 8
¥ (selama Kota tujuannya masih bisa dijangkau pakai Metro), agak lama kami
duduk di gerbang scan koper karena kami belum menemukan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan kami, tidak ada satupun petugas Airport bisa ngomong
Bahasa Inggris, akhirnya Akbar mengeluarkan aplikasi Translatter dari HP nya,
mulailah dia mengetik-ngetik kalimat pendek, ternyata gak bisa nyambung juga
percakapannya, OMG, What we have to do?
Setelah sekitar setengah jam lebih kami berkomunikasi kami
tetap duduk di dekat gerbang scan koper, dan mereka membiarkan kami, lalu ada
petugas baru datang untuk ganti shift, petugas yang satu ini punya aplikasi
yang keren, namanya YouDao (kalau gak salah ketik), aplikasi ini bisa
mentranslate Bahasa Cina ke Bahasa Inggris atau sebaliknya dengan suara, jadi
orang Chinanya ngomong China dengan merekam suaranya di Aplikasi tersebut lalu
aplikasi tersebut mentranslate menjadi Bahasa Inggris, begitu sebaliknya, Akbar
ngomong pakai Bahasa Inggris dan aplikasi tersebut mentranslate ke Bahasa Cina,
petugas ini bilang Metro baru ada jam 5 pagi, Akbar bilang kalau kami mau duduk di sini
sampai Metro buka, sampai pada akhirnya petugasnya bilang kita bisa nunggu di
waiting room di lantai 3 sambil tidur di sana, barulah rasanya masalah beres,
kita diantar sampai lift, pas di dalam lift Akbar bilang “Wow its so huge, you
can dance here”, lift nya lebar banget, ini pas di dalam lift.
Sesampainya di waiting room lantai 3, kursi yang bisa
dipakai buat tidur sudah penuh semua, sepertinya kami tidak bisa tidur sampai
pagi, Akbar cari-cari tempat yang bisa dipakai tidur, lalu dia bilang “there is
a better place to sleep”, Oh Akbar, saya senang sekali mendengarnya, lalu dia
menunjukkan tempat yang dikasih garis (penyekat), di dalam sekat itu ada kursi
panjang dan ada meja panjang juga tapi tinggi nya sejajar, kami memarkir koper
di dekat tempat tersebut, lalu akbar dengan Pedenya melepas sekat itu, saking
girangnya saya langsung tiduran di meja itu (awalnya saya gak tahu kalau itu
meja, paginya saya baru tahu), dan saya bilang “Oooh... Its a nice place”, dan
Akbar tiba-tiba ketawa sambil menabok pundak saya, kami ketawa hahahaha, gak
ada lima detik saya tiduran disitu ada petugas yang mengahmpiri kami, dan kami
diusir wkwkwkwk Poor we are.
Akbar itu orangnya gigih, sudah tahu gak boleh tidur di situ dia tetap
minta dikasihani sama petugas, sambil memperagakan gaya tidur dia merengek
dalam Bahasa Bisu, tetep aja gak boleh, akhirnya kami muter-muter cari tempat yang
sepi, parkirlah kami disitu, lepas sepatu dan kaos kaki, Akbar ke Kamar mandi
dan saya enggak, lalu Akbar bilang “Don’t you wanna wash your feet?”, saya tahu
maksud Akbar, dia mau bilang kalau kaki saya bau, hahaha, memang sudah dua
hari saya belum lepas sepatu, lalu saya pergi ke Toilet dan mencuci kaki, tapi
tetap saja bau, lalu saya bongkar-bongkar koper buat nyari kaos kaki buat
ganti, agak berkuranglah baunya, jam nya sudah jam 4 pagi, kami memutuskan
untuk mencari Metro karena masih pagi, kami turun ke lantai satu tapi di lantai
satu kami malah menemukan waiting room, ada ada tempat untuk kami tidur, saya
langsung tiduran dan tidur beneran, lumayan bisa tidur sampai jam 6 pagi.
Jam 6 pagi Akbar membangunkan saya dan mengajak untuk
mencari Metro, kami mencari petunjuk di papan, Metro ada di Lt. 2, kami harus
naik satu lantai lagi, setibanya di lantai 2, Akbar nanya-nanya lagi “Where is
Metro?”, tetap tidak ada yang bisa ngasih tahu dimana jelasnya pintu menuju
Metro, muter-muter sampai balik lagi ke tempat petugas yang ngasih tahu, sampai
nemu tulisan gede di papan digantung di atas “METRO”, lalu Akbar melihat ke
petugas yang tadi ngasih tahu sambil nunjuk-nunjuk papan itu, barulah jelas
petugas itu ngasih tahu Metro ada diujung jalan depan setelah melewati tiga
papan pengumuman, Oh God finally we found it, Akbar mau nerobos gerbang dan gak
boleh masuk sama petugasnya, saya juga gak boleh masuk sama petugasnya sambil
petuganya nunjuk-nunjuk ke sisi kanan dia, saya kira dia nyuruh baca
larangan-larangan yang ditempel di tembok, ternyata dia nyuruh beli tiket.
Akbar nanya lagi sama petugasnya, sama petugasnya ditanyai
alamat, tapi lama banget Akbar nyari alamatnya, di mesin pembelian tiket ada
touris lagi beli tiket dan dia tahu kalau kami ini newbie, lalu dia membantu
kami membeli tiket, saya bilang tujuan saya adalah Shanghai Hongqiao Station,
harga tiketnya 8 ¥, yang membantu saya dan Akbar adalah anah-anak Khazakstan,
mereka ada sekitar 8 orang, mereka bilang tujuan mereka sama dengan tujuanku tapi
gak sama dengan tujuannya Akbar, mereka bilang “don’t worry”, mereka sangat
terburu-buru sekali, kaya dikejar Tsunami, mereka gak bisa jalan santai, mereka
lari-lari, gak tahu mereka lagi buru-buru atau enggak, tapi mereka bener-bener
gak bisa santai, dan itu so oweseeemmm, kamu tahu oweseemmm? Pendeknya asem
lah.
Over all, mereka baik mau bantuin kami sampai mau bareng
naik kreta, waktu itu sekitar jam 6:30 pagi, saya nanya ke salah satu dari
mereka “how long?”, dia jawab “about 2 hours but its ok, don’t worry”, di
tengah jalan semua orang turun dari kreta, saya dan Akbar gak ngerti harus
turun atau gimana, kami kira mereka turun karena tujuan mereka sama Akbar beda
tapi ternyata di situ adalah tempat untuk ganti kreta jadi semua orang harus
turun, saya dan Akbar kedandapan atau kepontalan, mereka gak ngasih tahu kalau
kami semua harus turun di situ, untungnya Akbar itu baik mau angkatin koper
saya yang overload itu, di China segala sesuatu serba cepat, kalau kamu gak
cepat pasti kamu ketinggalan.
Setelah ganti kreta, Akbar harus turun di line selanjutnya,
China punya subway yang OK punya, bikin mumetnya OK, bikin bingungnya OK, bikin
gak tahu deh, ini peta nya, silahkan diamati. Saya dan Akbar harus berpisah di
sini, Bye Akbar, see you... thanks to accompany me, Thanks God, sudah
mempertemukan saya dengan Akbar yang baik sekali, perjalanan saya masih sangat
jauh sekali, setelah satu setengah jam saya dan anak-anak Khazakstan sampai di
Shanghai Hongqiao Station, lagi-lagi mereka jalan kaya dikejar setan, satu
orang yang bisa berbahasa China pergi untuk membeli tiket kereta, dan dia juga
mengajak saya buat beli tiket, dia juga yang ngomong ke petugasnya yang
semuanya pakai Bahasa China.
Saya gak mau bego, jadi saya nanya ke dia, nomor tempat
duduknya yang mana? Sambil nunjukin tiketnya, dia ngasih tahu, mungkin kalau
saya gak nanya dia gak bakal ngasih tahu. Ini dia tiketnya, nomor tempat
duduknya 06C dan gerbongnya 10, kretanya G7140, itu saja yang saya tahu. Tiket
yang pagi sudah habis semua, adanya yang jam 15:08, sedangkan waktu itu masih
jam 08:00 pagi, jadi saya harus nunggu lagi selama 7 jam, ada untungnya juga
saya nunggu selama 7 jam itu, saya bisa tidur-tidur dulu, saya kesulitan untuk
mengabari dosen yang akan menjemput saya, jadi saya nanya sama petugas, “How to
connect the wifi?”, dia gak bisa jawab, waktu itu ada remaja cewek duduk juga
di situ, saya tanya lagi, di jawabnya malah “first time”, aduh, jadi saya
nunjukin HP yang ada tulisan Chinanya ke dia, dia bilang “your chinesse phone
number”, saya jawab “I dont have”, dia semakin bingung, saya minta tolong dia
minjem nomernya biar saya bisa nyambung ke wifi, untungnya dia ngerti, tapi
setelah dia ketik nomornya di HP saya dan dia masukkan kodenya ternyata wechat
tetap tidak bisa dipakai, saya minta tolong lagi ke dia buat add dosen saya,
dan dia mau, lalu saya minta dia ngirimin foto tiket saya ke dosen saya,
pokoknya gitu, Alhamdulillah pole, masih ada orang baik yang mau nolongin.
Setelah 4 jam duduk dan tidur sesekali, saya naik ke lantai
atas tempat dimana nantinya kita naik kreta, waktu itu masih jam 12, masuk ke
scan koper lagi, scan badan, dan barulah sampai di waiting room, waiting room
nya kaya gini ni, di sini saya nanya lagi sambil nunjukin tiket sambil ngomong
“where is it”, habis itu saya dtunjukin dimana saya harus nunggu, saya disini
sekitar 2,5 jam, saya tutup muka saya pakai kain, banyak yang ngeliatin dari
atas ke bawah, gak tahu kenapa, cuek wes, lagian siapa mereka, saya
memperhatikan orang-orang yang lewat situ, ternyata bener sekali kata
kebanyakan orang kalau orang-orang di China itu kemproh banget, di stasiun yang
sebesar ini mereka sangat biasa meludah dan pakai suara khuuuuaaakkk cuuuhhh.
Ihhhh!!!! Sumpah lah gilo. Di depan saya ada orang yang duduk dan ketiduran,
banyak orang yang lewat dan ngetawain orang ini.
Jam 2 lebih saya mulai antri di depan pengecekan tiket, di
sini saya ketemu kakek yang ngajak ngomong pakai Bahasa Entahlah apa, saya
jawab aja I dont understain, mbuh dia jawab apa lalu dia pergi, setelah gerbang
tiket mulai dibuka, semua orang berdesakan dan mereka juga sangat cepat, ada
yang naik lift, ada yang naik eskalator, saya pilih naik lift karena barang
bawaan saya banyak sekali, saya pakai naluri aja harus jalan kemana, dan harus
bagaimana, saya nyegat orang yang lagi jalan setengah berlari buat nanya
gerbong dan kreta ini dimana? Gak ada yang mau berhenti, saya tanya ke petugas
dia jawab “right (benar)”, saya naik
gerbong nomor 10 dan mencari tempat duduk 06C, di tengah jalan simpangan sama
orang yang bawa koper juga, akhirnya gak bisa lewat dua-duanya, saya
nunjuk-nunjuk tempat duduk saya dan saya dibantu sama cowok ngangkatin koper
saya, ke depan tempat duduk saya, saya harus naruh carrier saya yang besar di
atas, karena raga ini sudah lelas saya agak gak kuat ngangkat, tau-tau ada
bapak-bapak bantuain dari belakang ngangkat carrier saya.
Setelah itu saya bisa duduk dengan nyaman, berharap saya gak
salah kreta, sebelah saya ada ibu-ibu yang ngajak ngomong lagi, saya bilang aja
I dont understain, terus saya tunjukin papor, tiket, dan mbuhlah pokoke saya
ngasih tahu kalau saya bukan orang sini, setelah lama sekitar 2,5 jam saya
harus menurunkan tas yang ada di atas itu sedangkan saya gak nyampe, ibu itu
nolongin saya ngambil carrier, lalu saya bilang bye bye, dia balas gak tahu
apa.
China Part I, bersambung . . .