Pendakian kami mulai via Batu, meeting point (ketemuan) di TMP Batu, saya dan Juna adalah bintang film di awal keberangkatan ini, kami muncul terakhir waktu itu, haha. Para pengembara sunyi yang lain sudah berkumpul di TMP, siap berangkat menuju Arjuno, Angkot yang disewa cak Eko sudah siap mengantarkan kami ke Desa Beji kaki Gunung Welirang (jalan menuju Cangar).
Kenalan dulu, saya kan belum kenal sama 6 peserta yang lain, saya kan baru ceritanya :)
Cak Eko, Lek Gun, Yoga, Juna, Mas Deden, Mb.Anik, Cak Moel, Dion, Boga, Max
Foto ini diambil setibanya kami di Desa terkahir, disinilah kami menumpang pipis di kamar mandi warga, kami juga sarapan dulu, dan kami juga mengerjai salah satu orang tersombong tapi nangisan di team ini, Juna (lagi-lagi Juna), Juna adalah peserta terakhir yang ke kamar mandi, kami bersembunyi sewaktu dia di kamar mandi, kami membawa carrier kami bersembunyi, dan hasilnya ada yang clingak-clinguk koyo wong ilang wkwkwkwk. Ide ini dicetuskan oleh Noe Ide alias Dion, kami ketawa cekikikan sambil mengintip Juna yang clingak-clinguk koyo wong ilang dari balik mobil warga yang diparkir disamping rumahnya. ini dia ekspresi clingak-clinguk Juna persis wong ilang.
Foto 2
Setelah bergurau selesai, kami berdo'a dan jam 10:00 WIB kami berangkat, sepertinya peserta yang di depan saya ini sangat bersemangan sekali, jam 11:13 WIB Mas Deden/Deni memimpin di depan dengan sangat cepat berjalan belok kiri, lalu para petani mengingatkan kami 'ke gunung a mas? jalan yang itu mas' sambil nunjuk jalan yang satunya (persis seperti waktu saya ke Ranu Kumbolo) hahaha, sepertinya memang Hoby nyasar. Balik kanan grak, kembali ke jalan yang benar.
Kami masih di area perkebunan warga, banyak petani yang bekerja, memanen kentang, wortel, kubis, dll, kami diingatkan oleh pak tani 'Jangan sambat lapar, dingin, dan jangan ganjil, kalau terasa dingin cepat-cepatlah turun' itu pesan pak tani kentang kepada kami.
Para Petani Kentang
Pemandangan yang amat sangat indah ini membuatku tertinggal di belakang 9 pendaki yang lain, tanjakan kembali melanda, ayo singsingkan lengan jaketmu, tarik tali carriermu, dan mulailah jatuh cinta.Tanjakan ini seperti saat aku menanggung rindu terhadapmu kekasih, kuat tidak kuat harus ku alami. ihir (11:27 WIB)
Apa mereka semua ini sedang jatuh cinta ya? kok dari tadi jalan terus?
Dion, sepanjang perjalanan memutar lagu dan saya mendengar lagu yang judulnya Gie
Akan aku telusuri jalan yang setapak ini
Semoga ku temukan jawaban, jawaban owww
Lagu ini pas sekali dengan track gorong-gorong air perkebunan yang sangat sempit dan licin, pemandangan tanah yang menguap, di tengah teriknya matahari, pepohonan yang berlumut, kentang yang sewarna emas, dan wortel sejingga senja. hmmm
Track perkebunan sudah habis, jam 12:10 kami istirahat sampai jam 12:20.
Ke-Ayu-an saya sedang saya tinggalkan di kamar, sekarang saya sedang menikmati pohon-pohon berlumut, puji-pujian burung, pepohonan berakar seperti di film Tarzan dari Negeri Holliwood, ini Indonesia bung, lihatlah betapa kayanya Negeriku.
Hutan Berlumut lengkap dengan Tarzan-nya
14:39 Wib beristirahat lagi diantara pohon-pohon cemara, dengan view gunung kembar, waktu kami mau melanjutkan mendaki hujan mulai turun rintik-rintik hingga lebat, kami tidak jadi berangkat tapi malah mengeluarkan trangia, ngopi dibawah flysheet. Hujan ini membawa berkah, kami bisa mengisi ulang air. Suwun Tuhan
16:30 hujan reda dan kami melanjutkan mendaki, jam 17:30 sampai di persimpangan antara G.Arjuno dan G.Welirang, di persimpangan ini kami menikmati senja yang sangat jingga dan kami bermalam disini. Senja ini tidak kami lewatkan dengan tidak memotret senja, saking semangatnya mengabadikan moment ini Juna njungkel dari atas kayu yang licin, Juna lagi-Juna lagi.
Ekspresi orang sombong sehabis jungkel waktu nangis karena diketawain team, hahaha
Nggak selesai dengan itu, masih Juna lagi Juna lagi, tidurpun dia nangis, meringik sesak napas karena dia mimpi buruk, dan mukanya di dalam SB, jadi ya gak iso napas wong idungnya ditutup SB, saya dan mbak Anik membangunkannya, ngoprak-ngoprak Juna, apalagi Mb.Anik yang ngoprak-ngoprak sangat kenceng, tapi Juna gak bangun juga, pas saya nyalakan senter, barulah dia bangun. ealah nggletek Jun bilang aja kamu parno. Malam masih berakhir dengan sejuta cerita Juna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar