Rabu, 18 Desember 2013

Hari ke-2 Di Arjuno

5:22 Wib

Selamat pagi kekasih, embun ini begitu tebal, begitu berkabut, aku merindukanmu.


Pagi-pagi begini biasanya urusan cewek masak memasak, dan saya terjebak dengan tempe di tangan saya, jadi saya yang menggoreng tempe di sarapan pagi ini, 'lek masak iku sing feminim ta' celetuk cak Eko, 'memasak itu gak harus feminim, yang penting jatuh cinta, kalau kamu jatuh cinta masakanmu pasti enak', saya puas dengan menjawab begitu. wenaaaakkk

Si Juna masak kangkung, di team ini ada yang alergi bawang, yaitu lek Gun dan Mas Deden, kok bisa ya alergi bawang, lha terus maeme mie tok ngunu? ya sudahlah, makan apapun yang penting kuat naik gunung, Lek Gun dan Mas Deden makannya mie dan nasi.


09:06 Wib
Sehabis sarapan, kami packing, kami akaun beranjak menuju Arjuno, harapan saya, nanti sore saya dapat bertemu senja sejingga kemarin, senja yang sangat indah itu, hampir berwarna ungu bahkan mungkin sudah berwarna ungu

Sejauh ini berjalan saya mulai melupakan kertas dan bolpointku, melewati tanjakan, melewati sumber uap air, melewati pohon-pohon oren, melewati sabana, melewati jurang, melewati pinus, melewati langit biru, melewati pepohonan cantigi, dan Saya, Mb.Anik, Juna, Lek Gun dan Mas Deden adalah peserta paling narsis dan jauh tertinggal di belakang.

Sumber Uap Air (Belerang)

Pohon Oren

Sabana

 Pinus

Langit Biru

Cantigi

Akhirnya sampai juga di Lembah Kidang, lembahnya para kidang-kidang, memulai jalan berbatu, jalan menanjak tiada henti, saya, Juna , Mb.Anik, Max, Yoga, Biga, dan cak Eko berjalan berurutan, mengarungi tanjakan-tanjakan cantik ciamik maknyus, cak Eko memberitahu kamu tebing rahasia, tebing yang katanya namanya Watu Gede, sambil merangkak kami menaikinya, sangat ekstrim untuk menaikinya demi berpose disana, dan inilah hasil jepretan cak Eko.

Lembah Kidang (Rusa) 
Pas malam natal Kidang-kidang disini semuanya keluar sama sinterklaas, para Kidang-kidang ini mengantarkan Raden Arjuno turun gunung, ngasih hadiah ke istri-istri Raden Arjuno. (Imanajinasi saya).

Watu Gede

Dion, Mas Deden dan Lek Gun, belum juga menyusul kami, mereka tidur katanya di tengah-tengah perjalanan, ternyata mereke bikin video goyang oplosan, hahaha jadi kami berjalan duluan.

Sore ini, kami beristirahat di puncak bayangan, Juna, Mb.Anik dan Cak Eko menunaikan ibadah sholat ashar, Mb.Anik duluan, sehabis itu Juna, setelah sholat Juna masih berdo'a dan lama sekali, usut punya usut Juna bingung mau berdoa apa di puncak bayangan itu, do'a yang dipanjatkan Juna adalah 'Beri hamba uang', pliss deh Jun, itu lirik lagunya bang Iwan Fals kaleeeee.... heuheuheu.

Istirahat selesai, kami melanjutkan pendakian dan mencari tempat yang nyaman untuk mendirikan tenda di dekat pucak G.Arjuno 3339 Mdpl (angka yang ganteng), kami menyusuri tempat-tempat di dekat puncak dan kami tiba di tempat in memoriam para pendaki, kami menyempatkan mengirim doa untuk mereka, doa dipimpim oleh Biga.


Setelah berdoa selesai kami melanjutkan mencari tempat untuk mendirikan tenda sembari menunggu Dion, Lek Gun dan Mas Deden, setelah mereka datang kami memutuskan mendirikan tenda di tempat sebelum in memoriam, lokasinya tidak jauh dari situ, 3 tenda selesai didirikan, dan kami menunggu senja, tapi kabut berdatangan hilir mudik tak henti-hentinya, sangat tebal dan sampai magrib tiba tidak ada kilauan emas yang kami lihat di langit Tuhan, ketika langit tak kunjung senja saya sedih.

Mb.Anik sholat magrib duluan, setelah itu disusul oleh Juna, seusai Juna sholat, saya menyusul sholat, seusai sholat saya berdoa memejamkan mata, setelah saya membuka mata, saya melihat langit yang begitu jungga, dan itu mengharukan, Suwun Tuhan atas keindahan yang Engkau tunjukkan kepada kami, kami langsung mengambil kamera masing-masing, berlarian karena tak ingin ketinggalan moment, jepret-jepret-jepret, kami sangat bahagia sekali, sekali lagi Suwun Tuhan.






Setelah menikmati senja yang amat sangat indah, kami memasak, berapi unggun, meminum kopi, bernyanyi, bercanda, dan masih mengingat senja yang sudah terukir di otak kami masing-masing, malam ini sungguh indah, cahaya jingga itu sudah berubah menjadi bulan sabit dan bintang yang sangat terang, yen dieling-eling, yen dieling-eling manise ora iso ilang begitulah lagu yang terdengar dari mp3 palyernya cak Eko.


Rasanya tak ingin masuk tenda, pengennya di luar saja, menikmati sejuknya Arjuno ini, rasanya ingin menambah kopi ke-3, sambil terus menerus mengucap Suwun Tuhan, tapi lelah ini menggiring kami mengakhiri kopi Arjuno ke-2, ini masih jam 22:00 Wib, satu persatu peserta berguguran masuk ke dalam SB masing-masing, saya dan cak Eko adalah peserta terakhir yang masuk tenda, baiklah saatnya mengucap selamat tidur teman-teman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar