Jumat, 06 Desember 2013

Gunung Lawu 2-3 November 2013 (Tiktok)

Malam-malam saya dapat sms dari cewek sombong ini, begini:

Oh ya sabtu minggu tolong dikosongkan jadual kentcan, konsultasi, ndalang, njancukz, dan lain sebagainya,
Akomodasi + tiket jalan udah siap, jam 3 naek buz, cukup siapkan keperluan pribadi baju ganti dan jimat duank

Oke sabtu tanggal 2 nov pukul 15:00 tak tunggu di terminal landungsaari
Terimakasih


Hari itu, 2 November 2013 seharian saya chatting sama Juna, tanya-tanya tentang apa saja yang perlu dibawa, perijinan, mau kemanakah kita dan bagaimana selanjutnya.
Rencana yang sangat dadakan ini, membuat saya agak marah sama Juna karena Juna kurang memberi saya arahan-arahan, maap Jun saya memang gak suka apa-apa yang kurang jelas.

Nah, tiba sudah tanggal 2 November ini tapi kami bertiga; saya, Juna, Mbak Anik belum tahu rute pendakian Gunung Lawu, Gunung yang disucikan sebagian masyarakat Jawa Timur ini
Juna dan Mb. Anik mencari Guide untuk mengantar kami ke G.Lawu, e ladalah mereka kok dapatnya Guide dari surga, Guide itu minta bayaran Rp. 500.000,- (yo pilih sombong ae, ra sah Guide-Guide dari surga).

Tapi tenang, Juna punya sejuta teman yang tahu rute pendakian G.Lawu, salah satunya adalah Biga (Subiga/Big Cola/Binggo), Juna meminta tolong Biga untuk mengantar kami mendaki G. Lawu dan saya setuju setelah tukaran dulu tapi akhirnya deal, berangkatlah kita.

Saya, Juna dan Biga berangkat dari Malang jam 6 sore, naik bus menuju Kediri (Kotanya Mb.Anik), di Kediri kami sudah ditunggu Mb.Anik, Mb.Wulan dan keluarga, perjalanan dari Malang ke Kediri naik bus kami tempuh selama 3 jam, suwene sampe turu-turu.

Jam 9 malam kami sampai di Kediri, dari Kediri kami menuju Magetan naik mobil masnya Mb.Wulan (Backpacker kok naik mobil), sampai di Magetan jam 1:30 pagi, kami para pendaki (Dee, Juna, Mb. Anik dan Biga) siap-siap untuk mendaki, pakai jaket, sarung tangan, sepatu gunung, slayer, penutup kepala dll sedangkan Mb.Wulan dan keluarga tidak ikut mendaki tapi paginya mereka ke Grojokan Sewu (Cemoro Sewu) - Kalo gak salah. hehe

Biga mengurus perijinan di pos perijinan, kami menunggu jam 2 pagi baru kami berangkat, Bismillahirrohmanirrohim, perijinan sudah, persiapan sudah, headlamp dan senter sudah, kami berangkat.

Berjalan selama 1 jam, Juna ngantuk, saya juga, Mb.Anik juga dan kami baru sampai di pos 1, kami tidur dulu di pos 1 sampai Biga membangunkan kami 'Hei, bangun-bangun ayo berangkat, sudah jam 4', wah padahal masih ngantuk sekali, tapi kalau kami gak berangkat ya pasti kami ketinggalan sunrise.

Jam 4:30 pagi, berhenti untuk Sholat Subuh dulu, inilah fajar jam 5 pagi



Kami melanjutkan pendakian tapi Mb.Anik sedang cidera dengkul (efek Pulau Sempu), jalan kami agak santai, maklum kami harus menapaki tangga satu persatu, dan itu rasanya hmmm apalagi buat Mb.Anik.

Tangga cocok buat terapi dengkul

Track Gunung Lawu berbatu, rapih, tangga, tanjakan melulu, no bonus, track gunung Lawu via cemoro Sewu (yang kami lewati) bisa dipake buat (aduh jam goblok 1:00 pagi, saya lupa istilahnya), terapi dengkul, jadi track ini cocok buat Mb.Anik.

Disepanjang jalan banyak buah Roseberry, kami sebentar-sebentar berhenti makan buah itu, kami tidak membawa makanan, dan mulai lapar, sepanjang jalan yang kami bicarakan adalah Mbok Yem, lalu Mbok Yem, dan Mbok Yem. Mbok Yem adalah penjual nasi pecel dan soto di puncak Hargo Dalem, jadi kami tidak membawa bekal.

Buah Roseberry


Di Pos 5 juga ada warung, penjual makanan, seperti gorengan yang dinginnya seperti ditaruh di kulkas, snack, air dll, selama perjalanan kami bertemu ibu-ibu yang menggendong barang dagangan mereka, sak krenjang, seperti apa beratnya beban di pundak ibu-ibu itu, mereka wanita hebat, menggendong barang dagangan sak krenjang menuju pos 5 dan itu heuheuheu.



Eh, ada bapak-bapak penjual tahu, kami makan tahu dulu, lumayan biar tenaga biar semangat, biar gak mbanyangno Mbok Yem terus ae...

Mb.Anik milih tahu

Pemandangan di G.Lawu, ini ada foto-foto pemandangan di sana



Akhirnya nyampe juga di pos 4, sebelum nyampe di pos 4 saya ketemu rombongan dari Jogja, mahasiswa dari Slamet Ryadi, mereka mengaku purpala yang gak suka sama fil 5 cm (saya juga), pas saya tanya apa tuh mas Purpala? salah satu sari mereka menjawab 'Pura-Pura Pecinta Alam', wah saya ketemu sama teman sehoby, yang clometan, yang asik kaya saya. hahaha

Mbok Jun An Pey (nama korea) lagi pose di depan tenda orang


Maaf, saya gak catat waktu, saya gak bawa kertas dan gak bawa alat tulis waktu itu, jadi yang saya ingat tentang waktu sedikit sekali, apalagi saya ngeblognya di jam-jam goblok begini.

Pos 5 di depan mata, ada warung, kami mampir makan pisang goreng dulu, sebelum melanjutkan ke puncak G. Lawu Hago Dumilah 3265 Mdpl

Pemandangan setelah pos 5 sangat beatifull sekali dengan centiginya, dengan edelweisnya, kami mengarungi jalan (lagi goblok ki), jalan opo yo? jalan yang dipenuhi rerumputan yang tingginya se tinggi saya. Jam 11:00 kami baru menggapai puncak Gunung Lawu

Puncak Hargo Dumilah

Wes mari puncake, saiki kari Mbok Yem-e, Mbok Yem celuk-celuk ae, saatnya ke puncak Hargo Dalem, sekali jalan 2-3 puncak terlampaui, memang backpampers ini nganu og.

Wuh aku mangan 4 piring dewe
 
Terapi dimulai, menuruni tangga, dengan segala gaya, gaya mundur, gaya mewek (Mb.Anik), hujan, deres, lagi-lagi hujan mengingatkanmu pada kekasihmu, orang yang kamu cintai, Mb.Anik gak jadi nangis, Mb.Anik saya suruh jatuh cinta, koyo opo linune dengkul iku mbak? ah aku yakin sampean iso mbak tanpa menangis, Mb.Anik pancen joss.

Jam 5 sore baru nyampe di bawah. Alhamdulillah :)

Malang-Kediri Rp. 21.000,-
Kediri-Magetan gratiss (suwun Mb.wulan & Mb. Anik & family)
Perijinan Rp. 7.500,-/orang
Rumah Mb.Anik-Terminal Kediri Rp. 2000,-
Kediri-Malang Rp. 21.000,-

Suwun Jun traktirane, sak kabehane wes
Biga suwun pisan untuk urusan perijinannya.

Sampai ketemu lagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar